Aku mengenal
keluarga itu sejak kecil. Panggil saja namanya Pak Bambang dan Bu Dewi. Mereka
adalah keluarga paling kaya di lingkungan kami. Seingatku, waktu aku kecil, rumah
itu adalah salah satu dari sedikit rumah yang memiliki televisi. Waktu kecil,
aku sering nonton TV di rumah itu maklum orang tuaku masih menganggap televisi tidak terlalu penting, daripada buat beli televisi mending uangnya untuk biaya sekolah anak-anak
plus agar anak-anak lebih banyak belajar daripada nonton TV. Saat penayangan miniseri Friday 13th
tiap malam Jum’at, rumah keluarga
itu penuh sesak oleh anak-anak kecil sampai remaja yang tertantang untuk lihat
film horor terkenal tahun 1980-an itu.
Aku tidak tahu
konflik apa sebenarnya yang terjadi dalam keluarga itu, semasa kecil aku sering
melihat Bu Dewi dengan penuh emosi dan air mata melempar semua barang-barang
keluar rumah. Setelah aku SMP, aku mulai paham. Pak Bambang yang bekerja sebagai
aparatur Kelurahan sering memiliki ‘selir’ kalau tidak boleh dikatakan
selingkuhan. Selalu gonta-ganti perempuan. Dan itu berlangsung hingga aku bekerja.
Sungguh bukan waktu yang singkat. Menurut pengakuan Bu Dewi, sepanjang
pernikahannya, Pak Bambang selalu memiliki perempuan lain selain dirinya dan
selalu berganti-ganti.
Kalau
ditelusuri, Bu Dewi-lah yang menjadi sumber kekayaan keluarga itu, karena orang
tuanya tuan tanah dan memiliki sawah berpuluh-puluh hektar yang kemudian diwariskannya
pada perempuan manis itu. Sementara Pak Bambang hanya berprofesi sebagai aparat
Kelurahan yang dibayar dengan tanah bengkok (sawah milik Pemerintah) yang
berhak mengelola selama menjabat sebagai aparatur. Jadi tanpa gaji bulanan.
Namun memang prestise di masyarakat berbeda. Aparat seolah memiliki derajat yang
lebih tinggi.
Selama kurun
waktu puluhan tahun itu dengan puluhan wanita simpanan, Pak Bambang telah
menguras harta yang tidak sedikit, dan Bu Dewi hanya mampu menangis. Suatu
ketika Bu Dewi curhat pada ibuku sambil
menangis.
“Dia baru saja
menjual sawah karena Nita simpanannya minta dibelikan perhiasan yang banyak”
“Bu, mengapa
diam saja diperlakukan seperti itu?” protes ibuku.
Dan alasan Bu Dewi membuatku tercengang.
“Aku sangat
mencintainya. Aku sadar, aku semakin tua, tidak bisa memuaskan hasratnya. Tapi
aku yakin hatinya masih untukku. Dia akan tetap kembali padaku. Dari semua
petualangannya itu tidak ada yang bisa memahami dia selain aku. Makanya ia
tidak pernah berhenti pada satu wanita, karena wanita-wanita itu tidak ada yang
bisa menentramkan batinnya. Pada wanita-wanita itu ia hanya mendapatkan
kepuasan sesaat, tapi padakulah ia peroleh ketenangan jiwa. Satu keyakinanku, suatu
hari nanti dia akan insyaf dan menangis di kakiku setelah puas dengan petualangannya.
Hanya akulah wanita terbaik dalam hidupnya.”
Ibuku yang
masih tidak bisa menerima jawabannya mengejarnya dengan kalimat lain.
“Tapi Bu,
kalau Bu Dewi diam saja, akan semakin semena-mena Pak Bambang sama Ibu.”
“Aku sudah
pernah mengungkapkannya. Tapi dia yang sedang mabuk kepayang pada ledhek (perempuan
penari Jawa pada sebuah pertunjukan tayub) itu mengancam meninggalkanku. Kalau dipikir, secara
materi aku menang, karena semua harta adalah milikku, tapi bagaimana hidupnya
tanpa aku. Dan bagaimana anak-anak tanpa ayah. Rasanya untuk cemburupun aku tak
mampu. Semua demi anak-anak.”
Meskipun
sedikit geram karena kaumku diperlakukan seperti itu, aku hanya bisa mengelus
dada. Memang kekuatan cinta teramat dasyat, saking dasyatnya, disakiti
berkali-kali pun akan tetap tegar dan tetap setia menunggu.
Setelah
menikah aku dan keluargaku pindah rumah, dan tidak tahu kabar mereka lagi.
Dengar-dengar Pak Bambang telah insyaf dan menyudahi petualangannya, mungkin ia
ingin bertobat dari gelimang dosa yang ternyata tidak bisa membuat hatinya tenang
dan bahagia. Karena sesungguhnya kebahagiaan cinta yang hakiki adalah ketika
cinta berada dalam naungan ridho-Nya dan tidak keluar dari jalan-Nya yang
lurus. (TULISAN INI DIIKUTKAN KUIS GA A MIRACLE OF TOUCH)
Yuhuu! Akhirnya ketemu juga kita di quiz GA novel A Miracle of Touch :)
Sebelumnya simak dulu yang berikut ini ya :
"Ada banyak kisah nyata tentang keajaiban cinta di sekeliling kita, tentang cinta seorang suami pada istri yang mengalami kecacatan mental, tentang cinta seorang pengemis yang sanggup menembus kobaran api demi menyelamatkan kucing-kucing yang terperangkap di dalam gedung, tentang kasih sayang seekor hewan pada majikannya yang sudah tiada hingga ia sanggup menziarahi makam majikannya setiap hari, dan lain sebagainya.
Kamu, atau orang yang kamu kenal, punya pengalaman menyentuh tentang keajaiban cinta? Yuk, ikuti quiz GA berikut ini. Ini syarat-syaratnya :
- Follow akun twitter @RiawaniElyta dan @RianiKasih, juga dianjurkan untuk join blog ini
- Bagikan info tentang kuis ini di dinding FB atau timeline twittermu dengan menyertakan link info lomba dari blog ini, jangan lupa mensyen @RiawaniElyta dan @Gramedia
- Tuliskan kisah pengalamanmu atau orang yang kamu kenal tentang keajaiban cinta di blog atau catatan facebook, lalu cantumkan link-nya di kolom komentar di bawah ini dengan menyertakan nama akun twitter dan FB kamu.
- Panjang tulisan bebas, nggak harus yang muluk-muluk, yang sederhana tetapi menyentuh juga sangat diapresiasi. Jangan lupa gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar ya :)
- Sertakan juga cover novel A Miracle of Touch dan alasanmu menginginkan novel ini. Supaya alasanmu lebih ciamik, kamu bisa baca terlebih dulu behind the scene novel ini disini atau cuplikan prolognya disini.
- Periode kuis adalah dari tanggal 10 Des - 31 Des 2013.
- 3 (tiga) orang pemenang.akan mendapatkan masing-masing 1 (satu) buah novel A Miracle of Touch (Pemenang Berbakat Novel Amore GPU 2012), 1 (satu) buah novel Hawa (Pemenang 2 Novel Amore GPU 2012) dan souvenir key holder Singapore.
Tuh, keren 'kan hadiah-hadiahnya? Selamat mengikuti :)
Salam hangat,
Riawani Elyta