Rabu, 26 Maret 2014

Resensi Buku 7 Langkah Dahsyat Menggenggam Masa Depan



Judul Buku      : 7 Langkah Dahsyat Menggenggam Masa Depan
Penulis             : Dewa Eka Prayoga
Penerbit           : Media Pressindo
Cetakan 1        : 2013
Halaman          : 176 hal
ISBN               : 978-979-911-269-9


Resensi :

Kalau pada judulnya disebutkan Langkah Dahsyat, menurut saya kurang tepat. Yang tepat adalah Langkah SANGAT Dahsyat Menggenggam Masa Depan. Bagaimana tidak, saking sangat dahsyatnya buku ini menurut saya, setelah membacanya saya langsung punya mimpi : Pergi ke AMERIKA Tahun ini ! OK, sebelum saya bercerita, bagaimana saya bisa bermimpi seperti itu setelah membaca buku ini, saya akan mengulas  tentang isi buku ini.

Buku ini terdiri dari 7 Bab yaitu : Mindset Revolution, Bermimpi Tingkat Dewa, Berencana dengan Smart, Take Action, Asah Soft Skill, Fokus dan Berani Sukses.

Buku ini diawali dengan tips bagaimana mengubah mindset pada Bab Pertama. Ternyata kebanyakan orang masih memiliki penyakit mental yaitu Tidak punya goal/cita-cita, Mempunyai goal tapi ngawur mencapainya (menghalalkan segala cara), mengambil jalan pintas (short cut), terlalu cepat menyerah dan menghipnotis diri dengan kesuksesan semu (terlalu cepat berpuas diri dengan kesuksesan kecil). Mengubah mindset dapat dilakukan selalu berpikir positif diantaranya :
1.      Selalu percaya diri dan percaya Dia (Allah SWT)
2.      Selalu melihat yang terbaik (mengambil hikmah/pelajaran) dalam setiap kejadian
3.      Selalu melihat peluang dimana-mana
4.      Selalu fokus pada solusi
5.      Selalu memiliki hasrat untuk berbagi
6.      Selalu memiliki keuletan kerja yang tinggi
7.      Selalu bertanggung jawab terhadap kehidupan.
Selain berpikir positif, mengubah mindset harus dilakukan dengan Empowering belief. Yaitu sebuah keyakinan yang harus kita berdayakan agar menjadi motivasi kuat bagi kita untuk sukses dan tetap semangat. Contohnya : Saya memiliki banyak potensi yang dahsyat, saya pasti jadi pengusaha sukses, Allah akan selalu membimbing saya.

Bab Kedua yang membahas tentang impian, memberikan wawasan yang tak kalah menarik. Dalam bab ini dijelaskan bahwa impian adalah permohonan yang dibuat oleh hati, bukan oleh akal. Karenanya, ada dua syarat yang harus kita penuhi ketika  akan membuat sebuah impian, harus tidak masuk akal dan harus menantang untuk diraih (contoh menantang, jika hanya ingin menjadi dokter itu biasa, tapi ingin menjadi dokter spesialis kecantikan termuda di Indonesia, itu baru luar biasa). Contoh orang yang telah berhasil meraih mimpi adalah Bill Gates. Ia ditertawakan ketika bermimpi computer masuk rumah-rumah tahun 1970-an. Namun sekarang impian itu menjadi kenyataan dan dia menjadi bagian dari segelintir orang yang masuk daftar Orang terkaya di dunia. Impian juga mempengaruhi pola pikir. Apa pun impian kita akan menjadi kenyataan jika kita benar-benar yakin. Tekad yang kuat merupakan bagian tak perpisahkan dari mimpi karena dengan tekad kuat akan menjadikan kita memiliki cara ampuh untuk meraih mimpi itu. Impian juga berpengaruh terhadap alam bawah sadar. Pikiran bawah sadar yang berpengaruh 88% terhadap aktivitas keseharian kita, punya kekuatan paling dahsyat untuk mewujudkan impian kita.

Ada hal menarik dalam pembahasan bab ini yaitu tentang teori Law of Attraction atau hukum daya tarik. Teori yang muncul dari buku Rhonda Byrne berjudul The Secret sejalan dengan ajaran dalam Islam  yang telah ada sejak lama bahkan sebelum teori itu muncul. Telah ada hadist Rasulullah yang membahas tentang hal itu bahwa “Allah sama dengan persangkaan hamba-Nya”. Bunyi lengkap hadist tersebut sebagai berikut. Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata Rasulullah saw.bersabda: "Allah berfirman: 'Aku berada pada sangkaan hamba-Ku, Aku selalu bersamanya jika ia mengingat-Ku, jika ia mengingat-Ku pada dirinya maka Aku mengingatnya pada diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam suatu kaum, maka Aku mengingatnya dalam suatu kaum yang lebih baik darinya, dan jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkalmaka Aku mendekat padanya satu hasta, jika ia mendekat pada-Ku satu hasta maka Aku mendekat padanya satu depa, jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan kaki, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari."

Dalam teori Law of Attrcation disebutkan like attract like, artinya sesuatu akan menarik sesuatu yang sama dengannya. Maksudnya begini, pikiran kita ibarat medan magnet, jika getaran frekuensi yang kita pancarkan merupakan getaran kesuksesan dan kebahagiaan, alam semesta akan mengatur kesuksesan dan kebahagiaan itu sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Sebaliknya, jika yang dipikirkan adalah marabahaya, maka kemungkinan besar hal itulah yang akan terjadi. Sama halnya jika kita berprasangka baik pada Allah bahwa Dia akan mewujudkan impian kita maka hal itulah yang akan terjadi, begitu juga apabila berpikir sebaliknya, hal itu pulalah yang akan terjadi.


Dalam bab ini juga dibahas bagaimana memberdayakan alam bawah sadar agar senantiasa termotivasi meraih mimpi. Diantaranya dengan relaksasi. Buku ini menjelaskan relaksasi dalam arti luas yang tidak hanya berarti meditasi tetapi lebih dari itu, yaitu melakukan aktivitas ibadah ritual seperti sholat, dzikir dan banyak berdoa kepada Allah SWT. Selain dengan relaksasi, memberdayakan alam bawah sadar  juga bisa dilakukan dengan afirmasi dan visualisasi. Afirmasi adalah pernyataan positif yang diucapkan berulang-ulang agar menjadi bagian dalam diri seseorang sesuai keinginan yang diugkapkan sepenuh hati. Adapun visualisasi dilakukan dengan berusaha memvisualisasikan impian itu. Gambaran sederhananya, menempel gambar yang sesuai impian pada dreamboard yang dilengkapi dengan empowering belief, taruh papan itu di dalam kamar dan tatap sesering mungkin.

Bab Ketiga menjelaskan tentang langkah selanjutnya setelah memiliki impian, yaitu menyusun rencana dengan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Time Frame). Specific, dapat diuraikan dengan rinci dan jelas. Measurable, dapat diukur secara kuantitatif, baik dari segi keuangan maupun waktunya. Achievable memiliki kemungkinan untuk dicapai. Realistic, realistis, masuk akal, rasional, dan tidak mengada-ada. Time frame, bisa direncanakan waktu pencapaiannya. Dalam bab ini disertai dengan contoh kongkrit membuat perencanaan SMART itu seperti apa.

Bab Keempat adalah hal penting yang perlu dilakukan setelah memiliki rencana, yaitu Take Action !. Apa gunanya rencana besar kalau tidak diwujudkan dengan tindakan. Karena kekuatan terbesar terletak pada keinginan untuk melakukan. Selain memotivasi untuk segera bertindak (take action) atas impian kita, ada hal menarik pada bab ini, yaitu Keluar Dari Zona Nyaman. Zona nyaman adalah rutinitas keseharian yang membuat kita nyaman dan tidak maju. Untuk dapat TUMBUH dan BERKEMBANG, kita harus KELUAR DARI ZONA NYAMAN. Keluar dari Zona Nyaman adalah harga yang harus dibayar  untuk meraih mimpi. Sebagai contoh, bila biasa bangun jam 5 pagi, kedepan usahakan keluar dari Zona Nyaman dengan bangun jam 3 pagi, melakukan ibadah, memanjatkan doa, membaca buku dll untuk nilai tambah kita. Dalam bab ini kita juga diajari untuk ‘berpikir matematis’ tentang umur kita, berapa waktu produktif dan berapa waktu tidak produktif sepanjang hayat kita. Bila ingin sukses maka waktu produktif harus lebih besar daripada waktu tidak produktif.

Bab Kelima mengajak kita untuk mengasah Soft Skill. Dari hasil penelitian ternyata orang sukses berhasil memberdayakan soft skill-nya.  Soft skill sebenarnya adalah pengembangan konsep kecerdasan emosional. Soft skill diartikan sebagai kemampuan di luar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan intra dan interpersonal. Diantaranya, hasrat atau semangat membara, berpengetahuan luas, kritis, kemampuan komunikasi dan mengembangkan diri dan orang lain, kreatif dan inovatif, bersikap positif, percaya diri, ramah, jiwa kepemimpinan, kejujuran/integritas, daya analitik, kemampuan bekerja sama, kemampuan berorganisasi dan lain-lain. Dan soft skill bisa diasah dengan banyak membaca buku.

Bab Keenam membahas tentang bagaimana meraih impian kita dengan fokus. Kenapa harus fokus, karena dengan fokus impian kita akan segera terwujud. 

Dan Bab Ketujuh memberi kita motivasi agar tetap berjuang dan tidak takut resiko karena kesuksesan kadang-kadang diawali dengan kegagalan terlebih dahulu. Banyak orang-orang besar yang awalnya gagal namun akhirnya ia tercatat dalam sejarah dunia sebagai orang sukses seperti Albert Einstein, Thomas Alva Edison, Ludwig Van Beethoven, Louis Braille dan masih banyak lagi. Yang terpenting adalah memupuk mental juara dan memiliki komitmen untuk sukses.

Setelah membaca tuntas buku ini ada beberapa nilai plus buku ini yang saya tangkap. Buku ini memberi motivasi dengan cara yang elegan, manis, tidak menggurui tapi benar-benar mampu membakar semangat siapa saja yang membaca. Juga aplikatif karena disertai dengan kolom isian yang harus diisi pembaca agar dapat ‘memetakan’ posisi dan kondisi dirinya. Saya paling suka dengan istilah Keluar dari Zona Nyaman. Saya setuju bahwa Zona Nyaman membuat kita statis, nggak maju karena tidak ada tantangan dan tidak tertantang. Dengan membaca buku ini kita jadi sadar bahwa mungkin selama ini banyak waktu yang kita sia-siakan. Kalau ingin tidak mengulangi kesalahan itu maka sebaiknya setiap waktu luang kita manfaatkan untuk pengembangan diri, membaca buku, mengikuti pelatihan/training, menonton tontonan yang berkualitas dan mencari kesempatan belajar dengan orang yang expert di bidangnya.

Namun demikian saya menemukan beberapa hal yang masih perlu disempurnakan dalam buku ini. Diantaranya kesalahan ketik yang ada pada hal 38 dan 100. Hanya salah ketik biasa seperti : untuk ditulis utnuk, atau juga kesederhanaan ditulis kedeserhanaan, namun apabila bisa diperbaiki akan lebih baik karena sangat menyenangkan membaca buku tanpa kesalahan ketik.

Pada hal. 42 ada tabel tentang keyakinan yang menghambat dan resikonya yang harus diisi oleh pembaca. Alangkah baiknya jika sebelum pembaca diminta mengisi kolom diberikan contoh isiannya.

Selain itu ada banyak halaman kosong, yaitu hal 22, 26, 96, 126 dan 148. Mungkin maksudnya sebagai sekat atau pembatas, tapi kalau sudah terhitung halaman alangkah bagusnya jika diisi dengan quote-quote motivasi atau rangkuman hal sebelumnya sehingga tidak dibiarkan kosong.

Ada kalimat kurang pas pada hal. 50.
“Orang yang mencari alasan selalu mencari alasan mengapa pekerjaannya tidak selesai, dan orang yang mencari keberhasilan selalu mencari alasan mengapa pekerjaannya dapat terselesaikan. Menurut saya akan lebih pas kalau kata mengapa diganti bagaimana.

Dalam penghitungan Waktu Produktif, hanya ada dua kegiatan yang digolongkan waktu produktif adalah  bekerja, sekolah, beribadah dan  meningkatkan keahlian sementara yang lainnya seperti menonton televisi atau kegiatan lain disebut waktu tidak produktif. Menurut saya penghitungan ini tidak fair. Karena ibu rumah tangga yang melaksanakan pekerjaan rumah adalah melaksanakan waktu produktif karena statusnya sama dengan bekerja (coba aja jika tidak dilakukan  pasti harus memperkerjakan orang dan membayar, jadi kalau dilaksanakan sendiri kan sama halnya ybs juga bekerja?). Termasuk juga menonton televisi, kalau tontonannya berkualitas, kan bisa dikategorikan meningkatkan keahlian?.

Namun secara umum buku ini masuk kategori Recommended Book. Setelah membaca buku ini saya jadi ingin pergi ke Amerika tahun ini…hehehe. Ceritanya begini. Beberapa waktu lalu saya ditawari teman kantor untuk didaftarkan semacam short course atau internship itu, pokoknya perpaduan keduanya di Amerika. Setelah atasannya dan atasan saya berbicara, saya diijinkan ikut. Menurut pendapat mereka saya layak ikut (grafik kepercayaan diri langsung meningkat :P). Waktu mengisi aplikasi untuk ikut seleksi, saya hanya berpikir, diterima syukur, nggak juga gpp. Tapi sekarang saya berubah pikiran setelah membaca buku ini, Saya Harus Lulus Seleksi, Saya Yakin Saya Bisa Lulus Seleksi. Karena dengan begitu saya memiliki kesempatan menimba ilmu di Negeri Paman Sam. Saya ingin keluar dari Zona Nyaman PNS yang cenderung ogah-ogahan menimba ilmu, karena tanpa belajar juga  gaji akan naik dan naik pangkat jalan terus, hehehe. Itu saya, lalu bagaimana dengan Anda? Berpengaruhkah buku ini terhadap cara berpikir Anda? Buktikan!

 

2 komentar: