Judul Buku : 7 Langkah Dahsyat Menggenggam Masa Depan
Penulis : Dewa Eka Prayoga
Penerbit : Media Pressindo
Cetakan 1 : 2013
Halaman : 176 hal
ISBN : 978-979-911-269-9
Resensi :
Kalau pada judulnya disebutkan
Langkah Dahsyat, menurut saya kurang tepat. Yang tepat adalah Langkah SANGAT
Dahsyat Menggenggam Masa Depan. Bagaimana tidak, saking sangat dahsyatnya buku
ini menurut saya, setelah membacanya saya langsung punya mimpi : Pergi ke
AMERIKA Tahun ini ! OK, sebelum saya bercerita, bagaimana saya bisa bermimpi
seperti itu setelah membaca buku ini, saya akan mengulas tentang isi buku ini.
Buku ini terdiri dari 7 Bab yaitu
: Mindset Revolution, Bermimpi Tingkat Dewa, Berencana dengan Smart, Take
Action, Asah Soft Skill, Fokus dan Berani Sukses.
Buku ini diawali dengan tips
bagaimana mengubah mindset pada Bab Pertama. Ternyata kebanyakan orang masih memiliki penyakit
mental yaitu Tidak punya goal/cita-cita, Mempunyai goal tapi ngawur mencapainya
(menghalalkan segala cara), mengambil jalan pintas (short cut), terlalu cepat
menyerah dan menghipnotis diri dengan kesuksesan semu (terlalu cepat berpuas
diri dengan kesuksesan kecil). Mengubah mindset dapat dilakukan selalu berpikir
positif diantaranya :
1.
Selalu percaya diri dan
percaya Dia (Allah SWT)
2.
Selalu melihat yang terbaik
(mengambil hikmah/pelajaran) dalam setiap kejadian
3.
Selalu melihat peluang
dimana-mana
4.
Selalu fokus pada solusi
5.
Selalu memiliki hasrat
untuk berbagi
6.
Selalu memiliki keuletan
kerja yang tinggi
7.
Selalu bertanggung jawab terhadap
kehidupan.
Selain berpikir positif, mengubah
mindset harus dilakukan dengan Empowering belief. Yaitu sebuah keyakinan yang
harus kita berdayakan agar menjadi motivasi kuat bagi kita untuk sukses dan
tetap semangat. Contohnya : Saya memiliki banyak potensi yang dahsyat, saya
pasti jadi pengusaha sukses, Allah akan selalu membimbing saya.
Bab Kedua yang membahas tentang
impian, memberikan wawasan yang tak kalah menarik. Dalam bab ini dijelaskan
bahwa impian adalah permohonan yang dibuat oleh hati, bukan oleh akal.
Karenanya, ada dua syarat yang harus kita penuhi ketika akan membuat sebuah impian, harus tidak masuk
akal dan harus menantang untuk diraih (contoh menantang, jika hanya ingin
menjadi dokter itu biasa, tapi ingin menjadi dokter spesialis kecantikan
termuda di Indonesia, itu baru luar biasa). Contoh orang yang telah berhasil
meraih mimpi adalah Bill Gates. Ia ditertawakan ketika bermimpi computer masuk
rumah-rumah tahun 1970-an. Namun sekarang impian itu menjadi kenyataan dan dia
menjadi bagian dari segelintir orang yang masuk daftar Orang terkaya di dunia.
Impian juga mempengaruhi pola pikir. Apa pun impian kita akan menjadi kenyataan
jika kita benar-benar yakin. Tekad yang kuat merupakan bagian tak perpisahkan
dari mimpi karena dengan tekad kuat akan menjadikan kita memiliki cara ampuh
untuk meraih mimpi itu. Impian juga berpengaruh terhadap alam bawah sadar. Pikiran
bawah sadar yang berpengaruh 88% terhadap aktivitas keseharian kita, punya
kekuatan paling dahsyat untuk mewujudkan impian kita.
Ada hal menarik dalam pembahasan
bab ini yaitu tentang teori Law of Attraction atau hukum daya tarik. Teori yang
muncul dari buku Rhonda Byrne berjudul The Secret sejalan dengan ajaran dalam
Islam yang telah ada sejak lama bahkan
sebelum teori itu muncul. Telah ada hadist Rasulullah yang membahas tentang hal
itu bahwa “Allah sama dengan persangkaan hamba-Nya”. Bunyi lengkap hadist
tersebut sebagai berikut. Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata Rasulullah
saw.bersabda: "Allah berfirman: 'Aku berada pada sangkaan hamba-Ku, Aku
selalu bersamanya jika ia mengingat-Ku, jika ia mengingat-Ku pada dirinya maka
Aku mengingatnya pada diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam suatu kaum, maka Aku
mengingatnya dalam suatu kaum yang lebih baik darinya, dan jika ia mendekat
kepada-Ku satu jengkalmaka Aku mendekat padanya satu hasta, jika ia mendekat
pada-Ku satu hasta maka Aku mendekat padanya satu depa, jika ia datang
kepada-Ku dengan berjalan kaki, maka Aku akan datang kepadanya dengan
berlari."
Dalam teori
Law of Attrcation disebutkan
like attract like, artinya sesuatu akan
menarik sesuatu yang sama dengannya. Maksudnya begini, pikiran kita ibarat
medan magnet, jika getaran frekuensi yang kita pancarkan merupakan getaran
kesuksesan dan kebahagiaan, alam semesta akan mengatur kesuksesan dan
kebahagiaan itu sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Sebaliknya, jika yang
dipikirkan adalah marabahaya, maka kemungkinan besar hal itulah yang akan
terjadi. Sama halnya jika kita berprasangka baik pada Allah bahwa Dia akan
mewujudkan impian kita maka hal itulah yang akan terjadi, begitu juga apabila berpikir
sebaliknya, hal itu pulalah yang akan terjadi.
Dalam
bab ini juga dibahas bagaimana memberdayakan alam bawah sadar agar senantiasa
termotivasi meraih mimpi. Diantaranya dengan relaksasi. Buku ini menjelaskan
relaksasi dalam arti luas yang tidak hanya berarti meditasi tetapi lebih dari
itu, yaitu melakukan aktivitas ibadah ritual seperti sholat, dzikir dan banyak
berdoa kepada Allah SWT. Selain dengan relaksasi, memberdayakan alam bawah
sadar juga bisa dilakukan dengan afirmasi
dan visualisasi. Afirmasi adalah pernyataan positif yang diucapkan
berulang-ulang agar menjadi bagian dalam diri seseorang sesuai keinginan yang
diugkapkan sepenuh hati. Adapun visualisasi dilakukan dengan berusaha
memvisualisasikan impian itu. Gambaran sederhananya, menempel gambar yang
sesuai impian pada dreamboard yang dilengkapi dengan empowering belief, taruh
papan itu di dalam kamar dan tatap sesering mungkin.
Bab Ketiga menjelaskan tentang
langkah selanjutnya setelah memiliki impian, yaitu menyusun rencana dengan
SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Time Frame). Specific,
dapat diuraikan dengan rinci dan jelas. Measurable, dapat diukur secara
kuantitatif, baik dari segi keuangan maupun waktunya. Achievable memiliki
kemungkinan untuk dicapai. Realistic, realistis, masuk akal, rasional, dan
tidak mengada-ada. Time frame, bisa direncanakan waktu pencapaiannya. Dalam bab
ini disertai dengan contoh kongkrit membuat perencanaan SMART itu seperti apa.
Bab Keempat adalah hal penting
yang perlu dilakukan setelah memiliki rencana, yaitu Take Action !. Apa gunanya
rencana besar kalau tidak diwujudkan dengan tindakan. Karena kekuatan terbesar
terletak pada keinginan untuk melakukan. Selain memotivasi untuk segera
bertindak (take action) atas impian kita, ada hal menarik pada bab ini, yaitu
Keluar Dari Zona Nyaman. Zona nyaman adalah rutinitas keseharian yang membuat
kita nyaman dan tidak maju. Untuk dapat TUMBUH dan BERKEMBANG, kita harus
KELUAR DARI ZONA NYAMAN. Keluar dari Zona Nyaman adalah harga yang harus
dibayar untuk meraih mimpi. Sebagai
contoh, bila biasa bangun jam 5 pagi, kedepan usahakan keluar dari Zona Nyaman
dengan bangun jam 3 pagi, melakukan ibadah, memanjatkan doa, membaca buku dll
untuk nilai tambah kita. Dalam bab ini kita juga diajari untuk ‘berpikir
matematis’ tentang umur kita, berapa waktu produktif dan berapa waktu tidak
produktif sepanjang hayat kita. Bila ingin sukses maka waktu produktif harus
lebih besar daripada waktu tidak produktif.
Bab Kelima mengajak kita untuk
mengasah Soft Skill. Dari hasil penelitian ternyata orang sukses berhasil memberdayakan
soft skill-nya. Soft skill sebenarnya
adalah pengembangan konsep kecerdasan emosional. Soft skill diartikan sebagai
kemampuan di luar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan intra
dan interpersonal. Diantaranya, hasrat atau semangat membara, berpengetahuan
luas, kritis, kemampuan komunikasi dan mengembangkan diri dan orang lain,
kreatif dan inovatif, bersikap positif, percaya diri, ramah, jiwa kepemimpinan,
kejujuran/integritas, daya analitik, kemampuan bekerja sama, kemampuan
berorganisasi dan lain-lain. Dan soft skill bisa diasah dengan banyak membaca
buku.
Bab Keenam membahas tentang
bagaimana meraih impian kita dengan fokus. Kenapa harus fokus, karena dengan fokus
impian kita akan segera terwujud.
Dan Bab Ketujuh memberi kita motivasi agar
tetap berjuang dan tidak takut resiko karena kesuksesan kadang-kadang diawali
dengan kegagalan terlebih dahulu. Banyak orang-orang besar yang awalnya gagal
namun akhirnya ia tercatat dalam sejarah dunia sebagai orang sukses seperti Albert
Einstein, Thomas Alva Edison, Ludwig Van Beethoven, Louis Braille dan masih
banyak lagi. Yang terpenting adalah memupuk mental juara dan memiliki komitmen
untuk sukses.
Setelah membaca tuntas buku ini
ada beberapa nilai plus buku ini yang saya tangkap. Buku ini memberi motivasi
dengan cara yang elegan, manis, tidak menggurui tapi benar-benar mampu membakar
semangat siapa saja yang membaca. Juga aplikatif karena disertai dengan kolom
isian yang harus diisi pembaca agar dapat ‘memetakan’ posisi dan kondisi dirinya.
Saya paling suka dengan istilah Keluar dari Zona Nyaman. Saya setuju bahwa Zona
Nyaman membuat kita statis, nggak maju karena tidak ada tantangan dan tidak
tertantang. Dengan membaca buku ini kita jadi sadar bahwa mungkin selama ini
banyak waktu yang kita sia-siakan. Kalau ingin tidak mengulangi kesalahan itu
maka sebaiknya setiap waktu luang kita manfaatkan untuk pengembangan diri,
membaca buku, mengikuti pelatihan/training, menonton tontonan yang berkualitas
dan mencari kesempatan belajar dengan orang yang expert di bidangnya.
Namun demikian saya menemukan
beberapa hal yang masih perlu disempurnakan dalam buku ini. Diantaranya
kesalahan ketik yang ada pada hal 38 dan 100. Hanya salah ketik biasa seperti :
untuk ditulis utnuk, atau juga kesederhanaan ditulis kedeserhanaan, namun
apabila bisa diperbaiki akan lebih baik karena sangat menyenangkan membaca buku
tanpa kesalahan ketik.
Pada hal. 42 ada tabel tentang
keyakinan yang menghambat dan resikonya yang harus diisi oleh pembaca. Alangkah
baiknya jika sebelum pembaca diminta mengisi kolom diberikan contoh isiannya.
Selain itu ada banyak halaman
kosong, yaitu hal 22, 26, 96, 126 dan 148. Mungkin maksudnya sebagai sekat atau
pembatas, tapi kalau sudah terhitung halaman alangkah bagusnya jika diisi
dengan quote-quote motivasi atau rangkuman hal sebelumnya sehingga tidak
dibiarkan kosong.
Ada kalimat kurang pas pada hal.
50.
“Orang yang mencari alasan selalu
mencari alasan mengapa pekerjaannya tidak selesai, dan orang yang mencari
keberhasilan selalu mencari alasan mengapa pekerjaannya
dapat terselesaikan. Menurut saya akan lebih pas kalau kata mengapa diganti bagaimana.
Dalam penghitungan Waktu
Produktif, hanya ada dua kegiatan yang digolongkan waktu produktif adalah bekerja, sekolah, beribadah dan meningkatkan keahlian sementara yang lainnya
seperti menonton televisi atau kegiatan lain disebut waktu tidak produktif. Menurut
saya penghitungan ini tidak fair. Karena ibu rumah tangga yang melaksanakan
pekerjaan rumah adalah melaksanakan waktu produktif karena statusnya sama
dengan bekerja (coba aja jika tidak dilakukan
pasti harus memperkerjakan orang dan membayar, jadi kalau dilaksanakan
sendiri kan sama halnya ybs juga bekerja?). Termasuk juga menonton televisi,
kalau tontonannya berkualitas, kan bisa dikategorikan meningkatkan keahlian?.
Namun secara umum buku ini masuk
kategori Recommended Book. Setelah membaca buku ini saya jadi ingin pergi ke
Amerika tahun ini…hehehe. Ceritanya begini. Beberapa waktu lalu saya ditawari
teman kantor untuk didaftarkan semacam short course atau internship itu,
pokoknya perpaduan keduanya di Amerika. Setelah atasannya dan atasan saya
berbicara, saya diijinkan ikut. Menurut pendapat mereka saya layak ikut (grafik
kepercayaan diri langsung meningkat :P). Waktu mengisi aplikasi untuk ikut
seleksi, saya hanya berpikir, diterima syukur, nggak juga gpp. Tapi sekarang saya
berubah pikiran setelah membaca buku ini, Saya Harus Lulus Seleksi, Saya Yakin
Saya Bisa Lulus Seleksi. Karena dengan begitu saya memiliki kesempatan menimba
ilmu di Negeri Paman Sam. Saya ingin keluar dari Zona Nyaman PNS yang cenderung
ogah-ogahan menimba ilmu, karena tanpa belajar juga gaji akan naik dan naik pangkat jalan terus,
hehehe. Itu saya, lalu bagaimana dengan Anda? Berpengaruhkah buku ini terhadap
cara berpikir Anda? Buktikan!