Sabtu, 09 Mei 2020

Lidah Buaya Obat Corona ?

Lidah Buaya Obat Corona ? 

Beberapa waktu yang lalu saya posting di youtube tentang Lidah Buaya Obat Corona. Bisa dilihat di sini :

Selain di youtube, info tentang itu juga bisa dilihat pada link berita berikut ini : 



Sekarang pertanyaannya, benarkah Lidah Buaya bisa digunakan untuk obat corona ? Berikut faktanya.

1. ODP sembuh dari demam setelah pulang dari Solo, Yogyakarta dan Surabaya.

Orang Dalam Pantauan adalah istilah untuk orang yang barusan dari daerah terpapar yang ada keluhan ringan seperti demam, batuk, dsb.

Namanya Mbak Tini (40 th), tinggal di Perum Griya Jati Permai Kota Blitar. Begitu pulang dari daerah terpapar merasa demam, batuk dan gejala kelelahan. Sudah ke dokter tapi tdk ada perubahan. Kemudia mengkonsumsi lidah buaya seperti yang disarankan, Alhamdulilah sembuh, tidak demam dan keluahan kelelahan hilang.

Kedua, Dik Hafidz (9 th), kontak erat dengan sang Ibu (Tini) merasakan keluhan yang sama, demam dan batuk. Lalu mengkonsumsi lidah buaya dan sembuh.


2. ODR tetap Fit walau mobile ke daerah yang rawan penularan virus corona.   

Namanya Mbak Widuri (39 th), suaminya PP Jombang-Blitar. Selalu mengkonsumsi Lidah Buaya setiap suaminya balik ke Blitar, juga seisi rumah mengkonsumsi Lidah Buaya sebagai langkah antisipasi. Alhamdulilah sampai saat ini merasa fit, tidak ada keluhan. 

3. Ini yang perlu dicoba.
Dikonsumsi oleh PDP atau Terkonfirmasi/Positif.

Mohon info ini disebarluaskan sehingga ada volunteer yang mau mencobanya. Dan memberikan testimoni pengaruhnya terhadap sakit yang diderita. Toh secara medis obat ini tidak berbahaya, malah memiliki beberapa khasiat. Obat ini murah, mudah, ada di sekitar kita, jadi sebenarnya tidak ada alasan untuk enggan mencoba. Ayo dicoba, siapa tahu dapat menyelamatkan Indonesia. Harapannya ada praktisi kesehatan yang mau meneliti lebih jauh.


Ini diantara khasiat Lidah Buaya. Artinya, resep obat herbal ini memang terbukti banyak khasiatnya (sumber alodokter.com)

1. Kaya vitamin

Daging bagian dalam aloe vera mengandung vitamin B, asam folat, B12, C dan E. Vitamin B mempunyai manfaat yang baik untuk saraf dan otot dalam menghilangkan nyeri. Selain itu, aloe vera disebut tanaman yang memiliki kandungan vitamin B12 cukup tinggi, padahal umumnya vitamin B12 hanya terdapat pada bahan makanan hewani saja. Sedangkan vitamin C dan E pada aloe vera baik untuk imunitas serta kesehatan kulit dan reproduksi. Hal ini tentu sangat baik jika Anda memanfaatkan aloe vera untuk olahan minuman atau makanan.

2. Kandungan mineral lengkap

Kandungan lidah buaya memiliki mineral yang cukup lengkap, mulai dari kalsium, kromium, sodium, selenium, magnesium, potasium mangan dan zinc. Meskipun jumlahnya tidak banyak namun hal ini akan memberikan asupan yang baik untuk kebutuhan mineral tubuh.

3. Tinggi antioksidan

Antioksidan yang tinggi pada aloe vera juga semakin terdukung dengan adanya kandungan vitamin C dan E. Fungsi lain vitamin C dan E yang sangat baik untuk tubuh adalah sebagai antioksidan. Kombinasi kandungan antioksidan dan vitamin mampu melindungi kulit dengan baik dari sinar UV.

4. Tinggi cairan

Seperti diketahui, karena kandungan lidah buaya, terutama airnya sangat tinggi, hal ini sangat baik untuk kesehatan yaitu untuk menghidrasi tubuh dan kulit serta melancarkan pencernaan. Cairan pada lidah buaya dapat dimanfaatkan untuk minuman ataupun masker untuk melembapkan kulit.
Nah, itulah beberapa kandungan lidah buaya yang harus Anda tahu.


Dilansir dari Tirto.id, berikut informasi bahwa lidah buaya mempunyai kandungan untuk menjaga imunitas tubuh.

Menurut Ketua Program Studi Profesi Apoteker, Dosen Departemen Farmakologi & Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi UGM, Ika Puspitasari, terdapat 18 herbal yang pernah diteliti dan terbukti mampu meningkatkan imunitas. Beberapa herbal tersebut antara lain:
1. Kembang Sepatu (Hibiscus rosasinensis)
2. Brotowali (Tinospora cordifolia)
3. Teen (Ficus carica)
4. Lidah buaya (Aloe vera)
5. Murbei (Morus alba), Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
6. Bawang putih (Allium sativum)
7. Kunyit (Curcuma longa)
8. Orang-aring (Eclipta alba)
9. Mangga (Mangifera indica)
10. Mimba (Azadirachta indica)
11. Mengkudu (Morinda citrifolia)
12. Pegagan (Centella asiatica)
13. Cabe Jawa (Piper longum)
14. Echinace (Echinacea pupurea)
15. Meniran (Phyllanti niruri)
16. Keladi tikus (Thyponium flagelliforme)
17. Sarang semut (Myrmecodia tuberosa)

Dia menjelaskan konsumsi bahan-bahan tersebut bisa dilakukan untuk mendongkrak sistem imun. Konsumsi dapat dilakukan sepanjang waktu tertentu maksimal 8 minggu. Hanya saja, otoritas pengawas obat di beberapa negara Eropa merekomendasikan waktu penggunaan bahan bersifat imunomodulator tidak lebih dari 8 minggu.

"Konsumsi tidak boleh lebih dari 8 minggu agar jika pasien mengalami gangguan kesehatan dapat diketahui, tidak tertutupi oleh efek imunomodulator tersebut. Jika terjadi gangguan kesehatan, maka penderita harus memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan," ujar Ika.



Minggu, 11 Januari 2015

Hasil Tes Sidik Jari

Hasil Tes Sidik Jari Faza, Anakku


Setelah menunggu delapan tahun usia pernikahanku, Alhamdulilah akhirnya aku dikaruniai Allah SWT momongan. Yang pertama lahir adalah Faza, sekarang 3 tahun, dan kemudian disusul adiknya Naura, 20 bulan.

Ketika Faza kutitipkan di penitipan, dia agak pendiam, tapi lama-lama dia bisa bergaul juga dengan temannya. Dan Alhamdulilah ada nilai plus nya aku menitipkannya di penitipan ketika usianya waktu itu 2,5 tahun (setelah berdebat dengan neneknya, yang merasa keberatan Faza dititipkan, maunya neneknya Faza di rumah saja dengan neneknya) yaitu, dia jadi doyan makan, awalnya, waduuhhh, susah sekali menyuruhnya makan, bahkan kalau sudah di dalam mulut tidak jarang dia muntahkan lagi. Sehingga dampaknya bisa dilihat, badannya lumayan gemuk, dalam arti berat badannya sesuai dengan standar BB anak seusia dia.

Menginjak play group, dia kupindahkan ke RA plus yang dikelola adikku, RA Plus, TAAT Ben Alim di Desa Bendosari, Kec. Sanankulon, Kab. Blitar. Menurutku itu adalah sekolah TK recommended. Bukan karena adikku pengelolanya, karena selama ini lulusannya selalu diterima di Sekolah terbaik atau yg diinginkan anak maupun orang tua. Di sana dia butuh penyesuaian, kadang-kadang masih suka teringat Bu Mida, gurunya di sekolah lama dan ingin kembali ke sekolah lama.

Alhamdulilah perkembangan Faza di sekolah baru lumayan bagus. Meskipun kata Bu Gurunya kalau bertengkar dengan temannya tidak jarang dia mengeluarkan jurus 'Ultraman', biasa anak-anak paling suka lihat tayangan TV yang berkaitan dengan pahlawan superhero.

Setelah sekian lama, aku penasaran dengan kemampuannya. Begitu ada penawaran tes sidik jari dari sekolah, aku langsung mengiyakan.

Begitu melihat hasilnya, aku manggut-manggut, jadi seperti ini to karakter anakku yang satu ini.

Hasil Pemindaian Sidik Jari

Otak kiri : 51,4 %
Otak kanan : 48,6 %

Gaya Belajar :  Kinestetic Movement
Lebih menyukai belajar dengan gerak tubuh, ekspresi, dll

Tipe Kecerdasan : Naturalis
Kemampuan mengenali flora dan fauna, serta fenomenanya

Dominasi Kinerja Otak : Belahan Otak KIRI
Berpikir logis, rasional, obyektif, analitik, faktual, struktural

Cara Berpikir : Practical
Memakai landasan logika dalam menyelesaikan suatu permasalahan, lebih obyektif dan faktual, rasional, belajar dengan mendalam

Proses Bernalar : Fleksibel
Berubah-ubah, kurang fokus, emosional

Karakteristik Kepribadian
Kelebihan : tenang, obyektif, diplomatis, efisien, kalem dan teratur
Kekurangan : cenderung butuh dorongan, suka menunda, kurang tegas, pesimistis, cepat khawatir

Potensi Bakat : Mekanikal
Bakat tentang prinsip-prinsip umum IPA, tata kerja mesin, perkakas dan alat-alat lainnya.

Respon Tindakan : Tinggi
Cepat, tanggap, berani mengambil resiko, kurang memperhatikan detail, terburu-buru.

Respon Berpikir : Cepat
Mudah tertarik hal-hal baru, cepat jenuh, sulit fokus untuk waktu yang lama

Respon Pergaulan 
Cenderung kaku, keras kepala, sukar menerima pendapat orang lain.


Aku tidak tahu seberapa akurat finger test itu, tapi setidaknya aku telah mendapat gambaran, harus seperti apa cara mengembangkan kemampuan anakku. Tapi untuk beberapa hal memang sudah terlihat, seperti respon pergaulannya dan respon tindakan. Semoga aku dan keluarga dapat membimbingnya menjadi anak sholeh, bermanfaat bagi diri, keluarga, agama, bangsa dan negaranya. Tak lupa harus diimbangi dengan doa yang tak pernah putus-putusnya karena masa depan bangsa ini ada di tangan anak-anak kita.

Kamis, 01 Mei 2014

NOVEL BARUKU 'SENANDUNG CINTA DI LEMBAH PAPUA'

Novel ini kutulis dilatarbelakangi kerinduan akan Papua. Kini, setelah suamiku tidak lagi bertugas di sana, cara inilah yang paling efektif untuk mengobati kerinduan tentang Papua dengan menuliskannya. Satu lagi, aku selalu terpesona pada keindahan Papua. Siapapun yang pernah ke sana, pasti ingin kembali lagi ke sana.

Oh ya, mungkin ada pertanyaan, kisah pribadikah? hehehe, tentu saja ini fiksi. Berikut data buku secara lengkap.


Judul : Senandung Cinta di Lembah Papua
Penulis : Pujia Achmad
Penerbit : Quanta Islamic Books Elex Media - Kompas Gramedia Group
Terbit : Cetakan 1, April, 2014
ISBN : 9786020238975
Harga : Rp. 36.800,-

Sinopsis :
Berbekal cerita dari guru mengajinya tentang dakwah di Papua, Hasnah Nabila menerima perjodohan yang ditawarkan Bu Aisha, sang guru ngaji dengan pria mualaf Papua bernama Malik Zayan yang nama Papuanya Kotius. Akhirnya ia berangkat ke Mulia, di pegunungan Papua bagian tengah. Setelah sempat dihantui kekhawatiran tentang calon suaminya yang misterius, akhirnya Hasnah bisa bertemu dengan pria itu dan syok dibuatnya. Pria Papua itu sungguh tidak seperti yang dibayangkannya. Kenyataan apa sebenarnya yang didapati Hasnah di tanah Papua?
Kejutan demi kejutan menerpa kehidupan Hasnah. Ancaman perang antarsuku, kelaparan akibat hujan badai berkepanjangan yang menyebabkan pesawat pengangkut makanan tak bisa masuk ke Mulia. Hingga, hadirnya wanita lain yang membayangi pernikahannya dengan suaminya.
Dapatkah Hasnah bertahan menghadapi semuanya. Senandung Cinta di Lembah Papua adalah senandung cinta Hasnah yang diejanya dengan kesungguhan dan pengorbanan.
 
Yang penasaran......Ayo segera ke toko buku. Terbit 28 April 2014. Fresh from the oven. 

Rabu, 26 Maret 2014

Resensi Buku 7 Langkah Dahsyat Menggenggam Masa Depan



Judul Buku      : 7 Langkah Dahsyat Menggenggam Masa Depan
Penulis             : Dewa Eka Prayoga
Penerbit           : Media Pressindo
Cetakan 1        : 2013
Halaman          : 176 hal
ISBN               : 978-979-911-269-9


Resensi :

Kalau pada judulnya disebutkan Langkah Dahsyat, menurut saya kurang tepat. Yang tepat adalah Langkah SANGAT Dahsyat Menggenggam Masa Depan. Bagaimana tidak, saking sangat dahsyatnya buku ini menurut saya, setelah membacanya saya langsung punya mimpi : Pergi ke AMERIKA Tahun ini ! OK, sebelum saya bercerita, bagaimana saya bisa bermimpi seperti itu setelah membaca buku ini, saya akan mengulas  tentang isi buku ini.

Buku ini terdiri dari 7 Bab yaitu : Mindset Revolution, Bermimpi Tingkat Dewa, Berencana dengan Smart, Take Action, Asah Soft Skill, Fokus dan Berani Sukses.

Buku ini diawali dengan tips bagaimana mengubah mindset pada Bab Pertama. Ternyata kebanyakan orang masih memiliki penyakit mental yaitu Tidak punya goal/cita-cita, Mempunyai goal tapi ngawur mencapainya (menghalalkan segala cara), mengambil jalan pintas (short cut), terlalu cepat menyerah dan menghipnotis diri dengan kesuksesan semu (terlalu cepat berpuas diri dengan kesuksesan kecil). Mengubah mindset dapat dilakukan selalu berpikir positif diantaranya :
1.      Selalu percaya diri dan percaya Dia (Allah SWT)
2.      Selalu melihat yang terbaik (mengambil hikmah/pelajaran) dalam setiap kejadian
3.      Selalu melihat peluang dimana-mana
4.      Selalu fokus pada solusi
5.      Selalu memiliki hasrat untuk berbagi
6.      Selalu memiliki keuletan kerja yang tinggi
7.      Selalu bertanggung jawab terhadap kehidupan.
Selain berpikir positif, mengubah mindset harus dilakukan dengan Empowering belief. Yaitu sebuah keyakinan yang harus kita berdayakan agar menjadi motivasi kuat bagi kita untuk sukses dan tetap semangat. Contohnya : Saya memiliki banyak potensi yang dahsyat, saya pasti jadi pengusaha sukses, Allah akan selalu membimbing saya.

Bab Kedua yang membahas tentang impian, memberikan wawasan yang tak kalah menarik. Dalam bab ini dijelaskan bahwa impian adalah permohonan yang dibuat oleh hati, bukan oleh akal. Karenanya, ada dua syarat yang harus kita penuhi ketika  akan membuat sebuah impian, harus tidak masuk akal dan harus menantang untuk diraih (contoh menantang, jika hanya ingin menjadi dokter itu biasa, tapi ingin menjadi dokter spesialis kecantikan termuda di Indonesia, itu baru luar biasa). Contoh orang yang telah berhasil meraih mimpi adalah Bill Gates. Ia ditertawakan ketika bermimpi computer masuk rumah-rumah tahun 1970-an. Namun sekarang impian itu menjadi kenyataan dan dia menjadi bagian dari segelintir orang yang masuk daftar Orang terkaya di dunia. Impian juga mempengaruhi pola pikir. Apa pun impian kita akan menjadi kenyataan jika kita benar-benar yakin. Tekad yang kuat merupakan bagian tak perpisahkan dari mimpi karena dengan tekad kuat akan menjadikan kita memiliki cara ampuh untuk meraih mimpi itu. Impian juga berpengaruh terhadap alam bawah sadar. Pikiran bawah sadar yang berpengaruh 88% terhadap aktivitas keseharian kita, punya kekuatan paling dahsyat untuk mewujudkan impian kita.

Ada hal menarik dalam pembahasan bab ini yaitu tentang teori Law of Attraction atau hukum daya tarik. Teori yang muncul dari buku Rhonda Byrne berjudul The Secret sejalan dengan ajaran dalam Islam  yang telah ada sejak lama bahkan sebelum teori itu muncul. Telah ada hadist Rasulullah yang membahas tentang hal itu bahwa “Allah sama dengan persangkaan hamba-Nya”. Bunyi lengkap hadist tersebut sebagai berikut. Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata Rasulullah saw.bersabda: "Allah berfirman: 'Aku berada pada sangkaan hamba-Ku, Aku selalu bersamanya jika ia mengingat-Ku, jika ia mengingat-Ku pada dirinya maka Aku mengingatnya pada diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam suatu kaum, maka Aku mengingatnya dalam suatu kaum yang lebih baik darinya, dan jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkalmaka Aku mendekat padanya satu hasta, jika ia mendekat pada-Ku satu hasta maka Aku mendekat padanya satu depa, jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan kaki, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari."

Dalam teori Law of Attrcation disebutkan like attract like, artinya sesuatu akan menarik sesuatu yang sama dengannya. Maksudnya begini, pikiran kita ibarat medan magnet, jika getaran frekuensi yang kita pancarkan merupakan getaran kesuksesan dan kebahagiaan, alam semesta akan mengatur kesuksesan dan kebahagiaan itu sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Sebaliknya, jika yang dipikirkan adalah marabahaya, maka kemungkinan besar hal itulah yang akan terjadi. Sama halnya jika kita berprasangka baik pada Allah bahwa Dia akan mewujudkan impian kita maka hal itulah yang akan terjadi, begitu juga apabila berpikir sebaliknya, hal itu pulalah yang akan terjadi.


Dalam bab ini juga dibahas bagaimana memberdayakan alam bawah sadar agar senantiasa termotivasi meraih mimpi. Diantaranya dengan relaksasi. Buku ini menjelaskan relaksasi dalam arti luas yang tidak hanya berarti meditasi tetapi lebih dari itu, yaitu melakukan aktivitas ibadah ritual seperti sholat, dzikir dan banyak berdoa kepada Allah SWT. Selain dengan relaksasi, memberdayakan alam bawah sadar  juga bisa dilakukan dengan afirmasi dan visualisasi. Afirmasi adalah pernyataan positif yang diucapkan berulang-ulang agar menjadi bagian dalam diri seseorang sesuai keinginan yang diugkapkan sepenuh hati. Adapun visualisasi dilakukan dengan berusaha memvisualisasikan impian itu. Gambaran sederhananya, menempel gambar yang sesuai impian pada dreamboard yang dilengkapi dengan empowering belief, taruh papan itu di dalam kamar dan tatap sesering mungkin.

Bab Ketiga menjelaskan tentang langkah selanjutnya setelah memiliki impian, yaitu menyusun rencana dengan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Time Frame). Specific, dapat diuraikan dengan rinci dan jelas. Measurable, dapat diukur secara kuantitatif, baik dari segi keuangan maupun waktunya. Achievable memiliki kemungkinan untuk dicapai. Realistic, realistis, masuk akal, rasional, dan tidak mengada-ada. Time frame, bisa direncanakan waktu pencapaiannya. Dalam bab ini disertai dengan contoh kongkrit membuat perencanaan SMART itu seperti apa.

Bab Keempat adalah hal penting yang perlu dilakukan setelah memiliki rencana, yaitu Take Action !. Apa gunanya rencana besar kalau tidak diwujudkan dengan tindakan. Karena kekuatan terbesar terletak pada keinginan untuk melakukan. Selain memotivasi untuk segera bertindak (take action) atas impian kita, ada hal menarik pada bab ini, yaitu Keluar Dari Zona Nyaman. Zona nyaman adalah rutinitas keseharian yang membuat kita nyaman dan tidak maju. Untuk dapat TUMBUH dan BERKEMBANG, kita harus KELUAR DARI ZONA NYAMAN. Keluar dari Zona Nyaman adalah harga yang harus dibayar  untuk meraih mimpi. Sebagai contoh, bila biasa bangun jam 5 pagi, kedepan usahakan keluar dari Zona Nyaman dengan bangun jam 3 pagi, melakukan ibadah, memanjatkan doa, membaca buku dll untuk nilai tambah kita. Dalam bab ini kita juga diajari untuk ‘berpikir matematis’ tentang umur kita, berapa waktu produktif dan berapa waktu tidak produktif sepanjang hayat kita. Bila ingin sukses maka waktu produktif harus lebih besar daripada waktu tidak produktif.

Bab Kelima mengajak kita untuk mengasah Soft Skill. Dari hasil penelitian ternyata orang sukses berhasil memberdayakan soft skill-nya.  Soft skill sebenarnya adalah pengembangan konsep kecerdasan emosional. Soft skill diartikan sebagai kemampuan di luar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan intra dan interpersonal. Diantaranya, hasrat atau semangat membara, berpengetahuan luas, kritis, kemampuan komunikasi dan mengembangkan diri dan orang lain, kreatif dan inovatif, bersikap positif, percaya diri, ramah, jiwa kepemimpinan, kejujuran/integritas, daya analitik, kemampuan bekerja sama, kemampuan berorganisasi dan lain-lain. Dan soft skill bisa diasah dengan banyak membaca buku.

Bab Keenam membahas tentang bagaimana meraih impian kita dengan fokus. Kenapa harus fokus, karena dengan fokus impian kita akan segera terwujud. 

Dan Bab Ketujuh memberi kita motivasi agar tetap berjuang dan tidak takut resiko karena kesuksesan kadang-kadang diawali dengan kegagalan terlebih dahulu. Banyak orang-orang besar yang awalnya gagal namun akhirnya ia tercatat dalam sejarah dunia sebagai orang sukses seperti Albert Einstein, Thomas Alva Edison, Ludwig Van Beethoven, Louis Braille dan masih banyak lagi. Yang terpenting adalah memupuk mental juara dan memiliki komitmen untuk sukses.

Setelah membaca tuntas buku ini ada beberapa nilai plus buku ini yang saya tangkap. Buku ini memberi motivasi dengan cara yang elegan, manis, tidak menggurui tapi benar-benar mampu membakar semangat siapa saja yang membaca. Juga aplikatif karena disertai dengan kolom isian yang harus diisi pembaca agar dapat ‘memetakan’ posisi dan kondisi dirinya. Saya paling suka dengan istilah Keluar dari Zona Nyaman. Saya setuju bahwa Zona Nyaman membuat kita statis, nggak maju karena tidak ada tantangan dan tidak tertantang. Dengan membaca buku ini kita jadi sadar bahwa mungkin selama ini banyak waktu yang kita sia-siakan. Kalau ingin tidak mengulangi kesalahan itu maka sebaiknya setiap waktu luang kita manfaatkan untuk pengembangan diri, membaca buku, mengikuti pelatihan/training, menonton tontonan yang berkualitas dan mencari kesempatan belajar dengan orang yang expert di bidangnya.

Namun demikian saya menemukan beberapa hal yang masih perlu disempurnakan dalam buku ini. Diantaranya kesalahan ketik yang ada pada hal 38 dan 100. Hanya salah ketik biasa seperti : untuk ditulis utnuk, atau juga kesederhanaan ditulis kedeserhanaan, namun apabila bisa diperbaiki akan lebih baik karena sangat menyenangkan membaca buku tanpa kesalahan ketik.

Pada hal. 42 ada tabel tentang keyakinan yang menghambat dan resikonya yang harus diisi oleh pembaca. Alangkah baiknya jika sebelum pembaca diminta mengisi kolom diberikan contoh isiannya.

Selain itu ada banyak halaman kosong, yaitu hal 22, 26, 96, 126 dan 148. Mungkin maksudnya sebagai sekat atau pembatas, tapi kalau sudah terhitung halaman alangkah bagusnya jika diisi dengan quote-quote motivasi atau rangkuman hal sebelumnya sehingga tidak dibiarkan kosong.

Ada kalimat kurang pas pada hal. 50.
“Orang yang mencari alasan selalu mencari alasan mengapa pekerjaannya tidak selesai, dan orang yang mencari keberhasilan selalu mencari alasan mengapa pekerjaannya dapat terselesaikan. Menurut saya akan lebih pas kalau kata mengapa diganti bagaimana.

Dalam penghitungan Waktu Produktif, hanya ada dua kegiatan yang digolongkan waktu produktif adalah  bekerja, sekolah, beribadah dan  meningkatkan keahlian sementara yang lainnya seperti menonton televisi atau kegiatan lain disebut waktu tidak produktif. Menurut saya penghitungan ini tidak fair. Karena ibu rumah tangga yang melaksanakan pekerjaan rumah adalah melaksanakan waktu produktif karena statusnya sama dengan bekerja (coba aja jika tidak dilakukan  pasti harus memperkerjakan orang dan membayar, jadi kalau dilaksanakan sendiri kan sama halnya ybs juga bekerja?). Termasuk juga menonton televisi, kalau tontonannya berkualitas, kan bisa dikategorikan meningkatkan keahlian?.

Namun secara umum buku ini masuk kategori Recommended Book. Setelah membaca buku ini saya jadi ingin pergi ke Amerika tahun ini…hehehe. Ceritanya begini. Beberapa waktu lalu saya ditawari teman kantor untuk didaftarkan semacam short course atau internship itu, pokoknya perpaduan keduanya di Amerika. Setelah atasannya dan atasan saya berbicara, saya diijinkan ikut. Menurut pendapat mereka saya layak ikut (grafik kepercayaan diri langsung meningkat :P). Waktu mengisi aplikasi untuk ikut seleksi, saya hanya berpikir, diterima syukur, nggak juga gpp. Tapi sekarang saya berubah pikiran setelah membaca buku ini, Saya Harus Lulus Seleksi, Saya Yakin Saya Bisa Lulus Seleksi. Karena dengan begitu saya memiliki kesempatan menimba ilmu di Negeri Paman Sam. Saya ingin keluar dari Zona Nyaman PNS yang cenderung ogah-ogahan menimba ilmu, karena tanpa belajar juga  gaji akan naik dan naik pangkat jalan terus, hehehe. Itu saya, lalu bagaimana dengan Anda? Berpengaruhkah buku ini terhadap cara berpikir Anda? Buktikan!

 

Senin, 17 Maret 2014

PENGUMUMAN PEMENANG LOMBA RESENSI NOVEL ‘TAKBIR RINDU DI ISTANBUL’



 Hi Guys… sudah nunggu pengumuman Pemenang Lomba Resensi Takbir Rindu di Istanbul yaaa…. Woke, berikut ini adalah hasil penilaian dari Tim Juri dari penerbit Puspa Swara. Mohon maaf agak terlambat dari yang dijadwalkan tanggal 15 Maret 2014, karena kesibukan Tim Juri. Oh ya, satu hal lagi, Resensi adalah ‘taste’ para Juri, jadi tidak bisa diganggu gugat hasilnya dan tidak menerima komplain. Harap maklum.

Keputusan Tim Juri Lomba Resensi Novel ‘Takbir Rindu di Istanbul’
Setelah melalui proses penilaian, berikut adalah pemenang Lomba Resensi Novel Takbir Rindu di Istanbul. Semua resensi bagus, namun ada beberapa yang mempunyai nilai lebih seperti kepintaran peresensi menemukan ‘pesan’ yang hendak disampaikan penulis dalam novel ini. Selain itu juga kepintaran merangkai kalimat dengan sangat menarik, tidak spoiler, mampu membuat pembaca resensi semakin penasaran untuk membaca langsung novelnya.  

Lima Orang Pemenang adalah sebagai berikut :

Kelima Pemenang di atas berhak atas Paket Buku dari Penerbit Puspa Swara.


Tim Juri (Penerbit Puspa Swara)

Yuni Harlinawati
Benedicta

Oh ya, selain lima nama di atas, ada 1 lagi pemenang Favourite pilihan penulis, yaitu :
Yang berhak memperoleh Paket menarik yaitu : Jilbab Rabbani  persembahan Rabbani Reshare Blitar, Voucher Diskon Percetakan 50% persembahan Avicena Zen, Bross Cantik Handmade persembahan Octaviani Nurhasanah dan Tupperware persembahan Triana Dewi.


Selamat yaaa kepada Para Pemenang. Bagi yang belum menang, jangan patah semangat ya. Semuanya bagus kok resensinya, tapi ya itu, Juri tetap harus memilih karena nggak mungkin semuanya menang kan?. Hehehe. Dan kami panitia mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua peserta yang sudah turut serta mengikuti lomba resensi ini.

OK, kepada semua nama pemenang di atas diharapkan segera mengirimkan alamat lengkap dan nomor HP kepada saya via inbox FB Pujia Achmad. Terima Kasih.

Selasa, 21 Januari 2014

Bayiku Stress di Tempat Penitipan



 Aku hamil lagi ketika Faza berusia 15 bulan. Sudah terbayang betapa akan repotnya nanti. Senang campur sedih, senangnya diberi amanah lagi sama Allah SWT mumpung usiaku masih muda, sedih karena aku harus menghentikan asiku untuk kakaknya. Aku yang sejak awal ingin mengurus anak sendiri, tanpa pembantu rumah tangga, berpikir untuk menitipkan bayiku ketika dia lahir kelak setelah masa cutiku usai. Aku memang tidak ingin merepotkan Ibu yang menurutku sudah terlalu lama ‘menderita’ membesarkan anak-anaknya. Karena ibuku single parent dengan tiga orang anak dan aku anak kedua.

Begitu bayiku lahir, perempuan, kuberi nama Naura, aku sudah mempunyai gambaran tentang tempat penitipan yang akan kuhubungi kalau cuti persalinanku selesai. Namun ibuku tidak sampai hati melihat bayiku yang masih berusia 3 bulan dititipkan. Akhirnya beliau yang merawatnya, karena aku memang tidak memiliki Asisten Rumah Tangga. Sampai ketika bayiku berumur 6 bulan, aku merayu ibuku lagi untuk menitipkannya. Bukan apa-apa, kata adikku, yang tinggal serumah, Ibu sering mengeluh kecapekan. Aku menyadari semua itu, snagat menyadari, karena saat libur aku juga nyaris kurang tidur dan kurang istirahat karena urus bayi dan rumah, juga suami dan anakku yang lain.

Akhirnya bayiku kutitipkan. Aku memulai kerumitan baru. Karena pas berangkat, jam 7 pagi kurang 15 menit, semuanya harus dalam kondisi beres. Bayiku sudah mandi, bekal asinya siap, kakaknya juga sudah siap ke sekolah dengan bekal baju yang sudah disetrika dan bekal snack. Bekal makan pagi dan makan siang untukku dan untuk suamiku juga sudah harus siap. Kadang-kadang aku bangun jam 3 pagi saja aku masih terlambat datang ke kantor, walau hanya 5 atau 10 menit kan tetap saja terlambat. Biasanya hal itu disebabkan anakku rewel sehingga ‘proses menyelesaikan tugas pagi’ terhambat dan tertunda beberapa menit. Karena pengalaman itu jugalah aku bertekad agar aku tidak merepotkan ibuku, semua akan kuurus sendiri semampuku. Aku ingin ibuku menikmati masa tuanya de ngan beribadah dan tidak dibebani momong cucu. Dulu sebelum aku punya bayi, ibuku sering khatam Al Quran dalam waktu 5 hari, padahal kecepatan bacanya, ibarat orang naik sepeda motor 10 km per jam. Tapi aku melihat kebahagiaan di wajah ibuku ketika beliau punya waktu lebih banyak untuk beribadah. Setiap detik waktunya ia manfaatkan sebaik-baiknya untuk dzikir, baca Al Qur’an, mendengarkan video pengajian, sedikit tidur di malam hari, dan lebih banyak istirahat di siang hari. Aku ingin bisa memberi ibu waktu lebih banyak untuk beribadah dengan tidak membebaninya momong bayiku. Begitulah satu-satunya cara membuat ibuku bahagia, begitu pikirku. Namun yang terjadi tidak seperti yang kuharapkan. Satu minggu setelah dititipkan, bayiku sakit dan harus diopname di rumah sakit. Dia diare, dan kadang-kadang muntah.
           
Setelah bayiku opname, sudah bisa diduga dampaknya, ibuku melarangku menitipkan Naura di tempat penitipan. Akhirnya kembalilah ia dalam asuhan ibuku. Dan rutinitas ibuku sebelumnya yang membuatnya bahagia, beribadah, harus berganti dengan keribetan mengurus bayi. Iya aku sadar, bayiku adalah cucunya, tapi sungguh aku ingin bisa maksimal mengurusnya sendiri tanpa mengesampingkan pekerjaan dan rumah dan tanpa pembantu. Memang sangat idealis dan sedikit berlebihan, tapi itulah yang terus kuupayakan. Harus kuakui, bayiku sedikit montok dan bertambah pintar dalam asuhan neneknya yang selalu aktif mengajaknya bicara dan bercanda.

            Genap berusia 9 bulan, aku kembali merayu ibuku untuk menitipkan bayiku. Aku bujuk ibu agar merelakan Naura diasuh Bu Guru di tempat penitipan dengan kuajak ke rumah Bu Gurunya. Kupertemukan dengan guru pengasuhnya, apa yang diinginkan ibu dan apakah dia bisa memenuhinya. Setelah bertemu Bu Guru itu ibuku lalu mantap dan mengijinkan bayiku dititipkan kembali.

            Kali ini di luar dugaan. Bayiku rewel setiap kali mau berangkat ke tempat penitipan. Di tempat penitipan badannya panas. Dan sembuh ketika kubawa pulang. Ada perubahan drastis lainnya. Ia jarang mau tersenyum dan menatapku dengan tatapan yang aneh seakan marah padaku karena membiarkannya diasuh oleh orang yang tidak dikenalnya. Susah payah aku merayunya agar mau tersenyum. Kalaupun mau hanya sebentar lalu menatapku dengan tatapan orang asing. Hatiku seperti tertohok. Dia masih bayi tapi aku bisa melihat pesan kemarahan di matanya. Padahal baru tiga hari dia di tempat penitipan. Sepertinya perasaannya begitu menderita di tempat penitipan. Aku tahu Bu Guru pengasuhnya semua sabar dan sayang anak kecil, tapi dia sepertinya belum terbiasa diasuh orang lain, apalagi orang yang baru pertama kali dilihatnya. Hari keempat panasnya tinggi sehingga tidak kutitipkan. Ibuku tahu karena kebetulan sedang main ke rumah, rumah kami hanya berjarah 200 meter saja. Seperti sebelumnya kali ini Ibu memintaku agar berhenti berusaha menitipkannya. OK, aku mengiyakan dan konsekuensinya membiarkan ibuku merawatnya dengan himpitan perasaan tidak nyamanku, tapi tidak apa-apa, toh Ibuku juga neneknya dan anakku kelihatan snagat bahagia dalam asuhan orang yang dekat dengannya.

            Rupanya bayiku stress. Setelah tidak di tempat penitipan, dia tidak pernah panas di siang hari. Namun butuh waktu satu minggu untuk mengembalikan keceriaannya yang dulu. Rupanya waktu tiga hari di tempat penitipan membuatnya sangat tertekan dan tidak bahagia. Setelah satu minggu ia kembali menatapku dengan senyum dan tidak terlihat lagi tatapan marahnya. Alhamdulilah, ternyata masing-masing anak itu mempunyai keunikan dan pembawaannya sendiri. Bayiku rupanya tidak mau diasuh orang lain, ia maunya diasuh neneknya yang kusadari teramat sayang padanya. Namun ada pelajaran berharga yang bisa kuambil, mungkin lain kali kalau menitipkan bayi, beri dia waktu untuk mengenal orang yang mengasuhnya. Jadi tekniknya, titipkan perlahan-lahan, bertahap, misalnya hari ini 1 jam, besok 2 jam, lusa 3 jam, sampai ia benar-benar merasa nyaman dengan orang yang mengasuhnya.