Menapaki tahun baru, begitu
tinggi cita-cita yang ingin kugapai. Berbekal pengalaman tahun 2013, susah,
senang, akhirnya berhasil kutulis resolusi yang ingin kuraih tahun 2014. Semoga
di tahun yang akan berjalan ini Allah SWT senantiasa memberikan karunia,
hidayah dan nikmat-Nya sehingga bisa tercapai semua yang kuharapkan. Aamiin Ya
Rabb.
Mungkin terlalu muluk, tapi bukankah jika kita
mengharapkan bintang di langit, jika jatuh, gak akan jauh-jauh amat, bisa jadi
turun ke awan. Tapi bila tercapai, kita dapatkan bintang itu. Hehehe.
Pertama, One Day
One Juz. Kenapa? Sejak Desember 2013 seorang teman baik hati mengajakku gabung
komunitas tilawah Qur’an-nya, One Day One Juz Darussalam 512. Gak tahu juga
mengapa pakai 512, apa karena agar bersemangat segigih Wiro Sableng pendekar
Kapak 512, hihihi. Tapi aku belum bisa serius waktu itu, suka ngutang. Jadi
kalau dipikir, selama bulan Desember itu seringnya bukan ODOJ (One Day One Juz)
tapi lebih ke ODHJ (One Day a Half Juz), hehehe. Rasanya kerinduanku untuk bisa
One Day One Juz sudah tak tertahankan, seiring berjalannya waktu, aku yang
masih memiliki bayi berusia 9 bulan, sangat jarang punya waktu luang untuk
bertilawah. Apalagi aku tidak memiliki Asisten Rumah Tangga. Rasanya tilawah
menjadi ‘barang mewah’ untukku. Tapi mudah-mudahan dengan kemauan kuat aku bisa
melaksanakannya dengan sebaik-baiknya. Memiliki bayi perempuan yang sangat
cantik (semoga kelak akhlaq-nya juga cantik) merupakan kebahagiaan tersendiri.
Dia mewarisi ‘sisi ganteng’ ayahnya dan ‘sisi cantik’ ibunya :P (PD aja lagi).
Tapi kebersamaan dengannya yang bisa kuberikan setelah aku pulang kantor begitu
menyita waktu dan sesungguhnya aku merasa itu haknya untuk selalu dalam kasih
sayang dan dekapan ibunya.
Kedua,
Meningkatkan ibadah. Diantaranya sholat di awal waktu, rawatib, dhuha dan
qiyamul lail. Sebuah kenyataan ketika aku merasa hati begitu tenang dan bahagia
saat dekat dengan Allah, terutama pada tengah malam ketika kebanyakan orang
terlelap dalam mimpi indah. Satu hal yang harus diingat, manusia hidup ibarat
‘mampir ngombe’ (singgah untuk minum), betapa singkat waktu yang ada. Dan
balasan sudah menunggu di hari setelah kematiann. Janganlah hidup yang singkat
ini digunakan untuk hal-hal yang tidak berguna. Time is ibadah. Apapun yang
dilakukan, niatkanlah ibadah semoga Allah memberikan ridho-Nya.
Ketiga, Disiplin
Waktu. Ini adalah hal yang mudah diucapkan tapi tidak mudah dilaksanakan.
Diantara kedisiplinan itu adalah tidak datang terlambat ke kantor. Dan
konsekuensinya, bangun lebih pagi lagi (padahal kalau aku datang terlambat itu,
aku sudah bangun jam 3 atau jam 4 lho).
Makanya ketika ada teman kantor yang kompalin, aku hanya bisa sebel dan membatin
dengan gemes ‘Kalau kita sama2 terlambat, aku beda dengan kamu kali, kalau kamu
terlambat karena molor, bangun kesiangan, tapi kalau aku terlambat, karena aku
urus suami dan dua balitaku. Gimana nggak molor, urus suami, nggak (suaminya
bekerja di luar pulau), urus anak/istri, paling-paling juga nggak (istri-istri
ibu rumah tangga), ada juga yang istrinya bekerja tapi anak-anaknya sudah
mandiri, ngapain juag terlambat ke kantor’. Tapi aku hanya tersenyum, ungkapan
itu hanya gerutuku dalam hati. Sisi positifnya, kita tidak bisa mengatur
orang-orang di sekitar kita berkomentar sesuai harapan kita, mulut mulut mereka sendiri, ya terserah mereka mau ngomong
apa. Tapi kedisiplinan harus tetap ditegakkan, apa pun kondisi kita. Iya, aku
paham itu. Semua pilihan ada konsekuensinya. Ketika kita memilih untuk
berkarier ya harus mentaati aturan yang ada, tanpa alasan apa pun. Tapi setelah
aku merasakan ribetnya wanita karier yang punya bayi dan tidak memiliki Asisten
Rumah Tangga, aku lebih berhati-hati bicara pada orang dengan kondisi sama. Ya
karena aku merasakannya. Jadi aku lebih bisa berempati, tidak saja sekedar
simpati. Selain itu juga disiplin dalam menerapkan deadline pekerjaan maupun
tulisan. Karena pasti akan lebih membawa manfaat dan barokah dengan tepat waktu
daripada mengulur-ulurnya. Kalau bisa cepat, mengapa harus lambat?
Keempat,
Menyelesaikan 4 novel dan 1 tulisan non fiksi. Syukur-syukur kalau bisa terbit
semuanya. Menulis itu selain memberi kebahagiaan batin, juga untuk mencerdaskan
otak karena selalu terasah dan alasan
penting lainnya, agar aku memiliki
banyak dunia sehingga tidak mudah stres. Ada satu novel request dari seseorang
tersayang, yang meminta kisah hidupnya diabadikan dalam sebuah novel. Dan aku
sudah memiliki konsepnya. Semoga ke depan dimudahkan mewujudkan novel itu.
Bagus dan best seller sesuai harapannya.
Kelima,
(meminjam istilah teman), Selesai dengan diriku sendiri. Manusia memiliki
banyak masalah dengan dirinya sendiri, termasuk juga aku. Ternyata godaan setan
itu bisa berupa apa saja. Perasaan marah, benci, kesal, sakit hati, dan lain
sebagainya. Kalau tidak selesai dengan diri sendiri, bagaimana bisa menyelesaikan masalah keluarga, kantor, masyarakat juga umat (hehehe sekai-kali bergaya kayak ustadzah)? Aku akan berusaha me-menage semuanya dengan lebih baik. Bukanlah
jihad juga namanya ketika kita berusaha mengendalikan hawa nafsu?(*)
Selamat tahun baru, semoga tahun ini semakin jaya. :)
BalasHapushttp://ayodeal.blogspot.com/2015/05/bisnis-mahasiswa.html
http://halomuda.com/category/kuliner/
http://www.teknologidunia.com/category/aplikasi
Nasional
How To Make Money On Sports Betting
BalasHapusOnline sports betting is available for a หารายได้เสริม whole host of 1xbet 먹튀 US and European www.jtmhub.com sports betting markets. 토토 사이트 모음 Some US states, like Louisiana and filmfileeurope.com New Jersey, allow