Suamiku, tahun ini tepat dua belas tahun usia pernikahan kita. Masih
ingatkah engkau dua belas tahun lalu saat kau ucapkan ijab qabul. Kala itu aku
masih belia, dan kau pemuda yang matang. Kalimatmu yang tanpa keraguan membuat
hatiku terbuai indahnya angan tentang mahligai pernikahan yang indah. Dan
kesungguhanmu meyakinkanku bahwa engkaulah jodoh yang dikirim Allah untuk
menyempurnakan hidupku
Ibarat bahtera yang tengah mengarungi lautan biru, bahtera kita bukan
tanpa gelombang. Masing-masing perahu yang berlayar memiliki ujiannya, dan kita
berupaya melalui setiap ujian itu, dengan sikap arifmu, membimbingku yang
kadang meledak-ledak, emosional dan jiwa remajaku yang butuh perhatianmu serta
sikap kekanak-kanakanku yang tidak jarang menyebalkan. Dan aku tempatmu mengadu setiap keluh kesahmu,
resah dan gelisah dan tempatmu menambatkan rindu
Kini, kita telah dikaruniai buah hati yang lucu dan imut. Mereka mewarisi
sebagian sikap baikmu, aku bahagia mereka jadi bagian terindah dalam bahtera
yang kita bina. Terima kasih telah membawaku ke tempat ini, tempat yang
dirindukan setiap wanita di dunia. Istana yang berdinding cinta dan kasih
sayang, beratap ketaatan pada Illahi Robbi, berlantai setia dan saling percaya.
Aku bersyukur pada Illahi, yang telah menghadirkanmu dalam hidupku.
Engkau adalah karunia terindah. Tetaplah bersabar denganku dan aku akan selalu
setia mendampingimu dalam setiap detik kehidupan yang kita lalui bersama.
Jadilah selalu awan yang melindungi si pipit yang terbang tinggi, jadilah
selalu hujan yang menyirami tanah kering kerontang, jadilah selalu mentari yang
membuat dedaunan tetap menghijau. (Tulisan
ini diikutkan Giveaway Buku Mbak Aida MA ‘Kusebut namamu dalam Ijab Qabul’, http://www.jarilentikyangmenari.blogspot.com/2013/12/ga-kusebut-namamu-dalam-ijab-dan-qabul.html)
Aamiin
BalasHapusAamiin..makasih doanya Mb Ade. Makasih juga sudah mampir. :)
BalasHapus